Kelas
/ Semester : 2EB10 / Semester-III
PTA 2014/2015
Nama
Kelompok:
1.
29213986 - Ismi
Herdyanti
2.
23213864 - Hana
Intan Fadilah
3.
26213675 - Nurhayati
![](file:///C:/Users/lenovo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN NERACA
KOPERASI MITRA DHUAFA
PERIODE 2011-2012
Analisis
laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis
laporan keuangan dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah keadaan
keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak
memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur
laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun
dan untuk mengetahui arah perkembangannya. Beberapa metode analisis yang dapat digunakan
dalam mengukur kinerja keuangan dan operasi perusahaan adalah:
1. Analisis Perbandingan Laporan Leuangan
2. Analisis Komposisi Laporan Keuangan
3. Analisis Rasio
4. Analisis Perubahan Modal Kerja
5. Anlisis Sumber dan Pengguna Dana
6. Analisis Titik Impas
7. Analisis Laporan Keuangan Common-Size
Berikut
ini Laporan Keuangan Neraca Koperasi Mitra Dhuafa selama tahun 2011 hingga
tahun 2012
Berdasarkan
data yang telah diperoleh dari Koperasi Mitra Dhuafa maka akan dilakukan analisis
laporan keuangan neraca milik Koperasi Mitra Dhuafa periode 2011-2012 dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Rasio
2. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
1.
Analisis Rasio
Didalam Koperasi Mitra Dhuafa terdapat laporan
keuangan neraca sehingga akan menimbulkan rasio neraca yaitu rasio yang
meringkas beberapa aspek dari kondisi keuangan Koperasi untuk suatu
periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Sedangkan analisis rasio
adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang keadaan (kemampuan) keuangan perusahaan pada suatu periode dengan cara
menghubungkan (mengadakan rasio) antara jumlah akun yang satu dengan jumlah
akun yang lain.
Ada 4 kategori rasio yang dapat digunakan oleh para
analis atau pemakai laporan keuangan sebagai indikator untuk mengukur beberapa
aspek dalam laporan keuangan neraca, yaitu:
1)
Rasio Likuiditas
2)
Rasio
Solvabilitas
3)
Rasio
Profitabilitas
4)
Rasio Aktivitas
Namun, dalam menganalisis laporan neraca kali ini,
hanya akan digunakan 2 kategori rasio, yaitu:
A.
Rasio Likuiditas
Rasio
likuiditas adala rasio yang digunakan sebagai indikator untuk megukur kemampuan
perushaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio keuangan yang dapat
digunakan untuk megukur tingkat likuiditas Koperasi Mitra Dhuafa, yaitu Current
Ratio atau Rasio Lancar.
Current
Ratio atau Rasio Lancar, adalah rasio perbandingan antara harta (aktiva) lancar
dengan hutang lancar.
Rasio
Lancar tahun 2011 = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
= 126.227.185.973 / 33.718.758.778
= 3,744
Rasio
Lancar tahun 2012 = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
= 63.780.302.270 / 18.165.314.447
= 3,511
Dari
perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa Koperasi Mitra Dhuafa dalam hal ini
memiliki rasio lancar tahun 2011 sebesar 3,744 dan sebesar 3,511 pada tahun
2012. Hal ini menggambarkan bahwa Koperasi Mitra Dhuafa mempunyai perbandingan hutangnya
yaitu 1 : 3,744 untuk tahun 2011 dan sebesar 1:3,511 untuk tahun 2012.
B.
Rasio Leverage
Rasio
Leverage (Leverage Ratio), yang biasa disebut Rasio Solvabilitas (Solvability
Ratio) atau Rasio Pemanfaatan Hutang (Debt Utilization Ratio), adalah rasio
keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio keuangan yang
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya yaitu
Ratio Hutang terhadap Aktiva (Debt to Assets Ratio), atau biasa disebut Debt
Ratio (DR), yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kemampuan Aktiva
perusahaan untuk menutupi seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, seandainya perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dihitung dengan
formula:
Debt to Asset Ratio = Total
Hutang / Total Aktiva
Dengan demikian, Rasio Hutang Terhadap Aktiva
Koperasi Mitra Dhuafa yaitu sebagai berikut:
Debt
to Asset Ratio 2011 = Total Hutang / Total Aktiva
= 33.403.092.067 / 70.050.775.362
= 0,4768
Debt to Asset Ratio
2012 = Total Hutang / Total
Aktiva
= 84.642.389.802 / 135.777.626.591
= 0,6234
Rasio ini
menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur dengan menunjukkan
persentase aktiva Koperasi yang didukung oleh pendanaan utang. Jadi, pada tahun
2011, 47% dari aktiva Koperasi Mitra Dhuafa adalah didanai oleh utang (dari
berbagai jenis). Sehingga, sisanya 53% pendanaan berasal dari ekuitas Koperasi Mitra
Dhuafa. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 62% dari aktiva
Koperasi Mitra Dhuafa yang telah didanai oleh utang (dari berbagai jenis). Dan hanya
38% pendanaan yang berasal dari ekuitas Koperasi Mitra Dhuafa. Dengan demikian,
semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah resiko keuangan dan
sebaliknya. Dalam hal ini, Koperasi Mitra Dhuafa menggunakan dana dari kreditur
yang lebih besar pada tahun 2012 sebesar 62% dibandingkan tahun 2011 yang hanya
47%.
Untuk
Analisis Rasio Profitabilitas dan Analisis Rasio Aktivitas tidak dibahas kali
ini karena kali ini hanya menggunakan data dari Laporan Keuangan Neraca bukan
keseluruhan Laporan Keuangan. Untuk itu, hanya digunakan Analisis Rasio
Likuiditas dan Analisis Rasio Leverage.
2.
Analisis Perbandingan
Analisis
Perbandingan adalah analisis laporan keuangan yang ber-tujuan untuk mendapatkan
informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan dengan cara membandingkan
laporan keuangan antara dua periode atau lebih.
Analisis
perbandingan dapat dibedakan menjadi 2 jenis:
1)
Analisis
Perubahan (naik turun)
Untuk melihat perubahan
posisi keuangan dalam dua atau tiga periode laporan keuangan.
2)
Analisis
Kecenderungan (Trend)
Untuk melihat
kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan
keuangan. Biasanya menggunakan angka indeks.
Metode
dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos
yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari
masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa
periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat
pembanding lainnya dengan tujuan untuk menyederhanakan data sehingga dapat
lebih dimengerti.
Ada
dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu
analisa horisontal dan analisa vertikal.
a.
Analisa Horizontal
Analisa yang
menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat,
sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisa
dinamis.
b.
Analisa Vertical
Apabila laporan
keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu
dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan
keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil
operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisa statis.
Untuk
menganalisa Laporan Keuangan Neraca Koperasi Mitra Dhuafa kali ini akan
digunakan metode Analisa Horizontal karena dalam laporan kali ini terdapat laporan
selama 2 tahun berturut-turut yaitu tahun 2011 hingga tahun 2012 sehingga dapat
diketahui bagaimana perkembangan dari tahun sebelumnya ke tahun berikutnya.
Dari
laporan keuangan Neraca Koperasi Mitra Dhuafa tahun 2012 yang dibandingkan
dengan tahun 2011, maka didapat analisis sebagai berikut:
a.
Pada bagian
Current Asset terlihat jelas bahwa Koperasi Mitra Dhuafa mengalami kenaikan
total Current Asset. Namun jika dirinci, ada beberapa Current Asset yang
mengalami kenaikan, namun juga ada beberapa Current Asset yang mengalami
penurunan. Current Asset yang mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012
yaitu Kas&Setara Kas sebesar Rp 30.908.892.480, Portofolio Pinjaman sebesar
Rp 31.568.876.233, dan Uang Muka sebesar Rp 99.491.266. Sedangkan Current Asset
yang mengalami penurunan yaitu Pinjaman Lain-lain sebesar Rp 130.376.276.
b.
Untuk Aset Tidak
Lancar atau Aset Tetap turut mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2011,
yaitu sebesar Rp 2.904.967.526. Juga untuk Aset Lain-lain yang mengalami
kenaikan sebesar Rp 375.000.000 dari tahun sebelumnya. Sehingga secara
keseluruhan total asset Koperasi Mitra Dhuafa mengalami kenaikan yang cukup
besar yaitu Rp 65.726.851.229.
c.
Selain asset,
kewajiban yang dimiliki Koperasi Mitra Dhuafa juga mengalami kenaikan. Untuk kewajiban
lancar mengalami kenaikan Rp 15.553.444.331. Sedangkan untuk kewajiban jangka
panjang turut mengalami kenaikan sebesar Rp 35.685.853.404. Dan modal Koperasi
Mitra Dhuafa pun turut serta mengalami kenaikan sebesar Rp 14.487.553.494. Hal
ini berarti menyebabkan adanya kenaikan Modal Kerja (Modal Kerja = Aktiva Lancar
- Hutang Lancar) yang kemungkinan di sebabkan oleh:
-
Diperolehnya
keuntungan atau laba
-
Perubahan aktiva
tetap menjadi aktiva lancar melalui proses penjualan ataupun penyusutan
-
Diperolehnya
hutang jangka panjang atau liabilitas jangka panjang
-
Dengan adanya
perubahan hutang lancar menunjukkan adanya perbaikan posisi keuangan jangka
pendek.
KESIMPULAN
Dalam
analisis likuiditas perusahaan diperoleh rasio lancar mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya sebesar 3,744 menjadi sebesar 3,511 di tahun 2012 ini. Pada
umumnya rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2 maka
kesimpulannya rasio lancar Koperasi Mitra Dhuafa termasuk besar. Dan dapat
dikatakan bahwa Koperasi Mitra Dhuafa telah menunjukkan adanya kelebihan aktiva
lancar. Hal ini tentunya kurang baik karena aktiva lancar yang berlebih akan
berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan dari
analisis Rasio Leverage, apabila tingkat Rasio Leverage tinggi, maka menunjukkan
dana yang disediakan oleh kreditur juga tinggi. Koperasi Mitra Dhuafa memiliki
rasio Leverage sebesar 0,4768 atau sebesar 47% pada tahun 2011 dan mengalami
peningkatan sebesar 0,6234 atau 62% pada tahun 2012. Hal tersebut berarti
Koperasi menggunakan dana dari kreditur atau bank lebih banyak pada tahun 2012. Maka dapat disimpulkan bahwa pengunaan
financial leverage Koperasi Mitra Dhuafa cukup besar yang berarti koperasi
kurang mandiri dengan modal sendiri yang dimilikinya. Dengan begitu untuk
resiko jangka panjangnya pun cukup mengkhawatirkan meskipun koperasi dapat
terus berjalan namun dana oleh kreditur cukup besar.
Sumber:
Latifah,
N. (2009). Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Analisa. Fokus Ekonomi
Vol-4 No-2, 46-59.
Kenapa itu kebalik rasio lancarnya antara 2011 dan 2012, analisisnya juga jadi salah
BalasHapus