Minggu, 16 November 2014

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN NERACA KOPERASI MITRA DHUAFA PERIODE 2011-2012

Kelas / Semester          : 2EB10 / Semester-III PTA 2014/2015
Nama Kelompok:
1.      29213986 - Ismi Herdyanti
2.      23213864 - Hana Intan Fadilah
3.      26213675 - Nurhayati
 


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN NERACA
KOPERASI MITRA DHUAFA
PERIODE 2011-2012

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis laporan keuangan dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya. Beberapa metode analisis yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dan operasi perusahaan adalah:
1.      Analisis Perbandingan Laporan Leuangan
2.      Analisis Komposisi Laporan Keuangan
3.      Analisis Rasio
4.      Analisis Perubahan Modal Kerja
5.      Anlisis Sumber dan Pengguna Dana
6.      Analisis Titik Impas
7.      Analisis Laporan Keuangan Common-Size

Berikut ini Laporan Keuangan Neraca Koperasi Mitra Dhuafa selama tahun 2011 hingga tahun 2012



Berdasarkan data yang telah diperoleh dari Koperasi Mitra Dhuafa maka akan dilakukan analisis laporan keuangan neraca milik Koperasi Mitra Dhuafa periode 2011-2012 dengan menggunakan beberapa metode, yaitu sebagai berikut:
1.      Analisis Rasio
2.      Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

1.    Analisis Rasio
Didalam Koperasi Mitra Dhuafa terdapat laporan keuangan neraca sehingga akan menimbulkan rasio neraca yaitu rasio yang meringkas beberapa aspek dari kondisi keuangan Koperasi untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Sedangkan analisis rasio adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan (kemampuan) keuangan perusahaan pada suatu periode dengan cara menghubungkan (mengadakan rasio) antara jumlah akun yang satu dengan jumlah akun yang lain.
Ada 4 kategori rasio yang dapat digunakan oleh para analis atau pemakai laporan keuangan sebagai indikator untuk mengukur beberapa aspek dalam laporan keuangan neraca, yaitu:
1)      Rasio Likuiditas
2)      Rasio Solvabilitas
3)      Rasio Profitabilitas
4)      Rasio Aktivitas
Namun, dalam menganalisis laporan neraca kali ini, hanya akan digunakan 2 kategori rasio, yaitu:

A.   Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adala rasio yang digunakan sebagai indikator untuk megukur kemampuan perushaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk megukur tingkat likuiditas Koperasi Mitra Dhuafa, yaitu Current Ratio atau Rasio Lancar.
Current Ratio atau Rasio Lancar, adalah rasio perbandingan antara harta (aktiva) lancar dengan hutang lancar.

Rasio Lancar tahun 2011        =          Aktiva Lancar / Hutang Lancar
=          126.227.185.973 /  33.718.758.778
=          3,744


Rasio Lancar tahun 2012        =          Aktiva Lancar / Hutang Lancar
=          63.780.302.270 / 18.165.314.447
=          3,511

Dari perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa Koperasi Mitra Dhuafa dalam hal ini memiliki rasio lancar tahun 2011 sebesar 3,744 dan sebesar 3,511 pada tahun 2012. Hal ini menggambarkan bahwa Koperasi Mitra Dhuafa mempunyai perbandingan hutangnya yaitu 1 : 3,744 untuk tahun 2011 dan sebesar 1:3,511 untuk tahun 2012.

B.   Rasio Leverage
Rasio Leverage (Leverage Ratio), yang biasa disebut Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) atau Rasio Pemanfaatan Hutang (Debt Utilization Ratio), adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya yaitu Ratio Hutang terhadap Aktiva (Debt to Assets Ratio), atau biasa disebut Debt Ratio (DR), yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kemampuan Aktiva perusahaan untuk menutupi seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seandainya perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dihitung dengan formula:

Debt to Asset Ratio    =          Total Hutang / Total Aktiva

Dengan demikian, Rasio Hutang Terhadap Aktiva Koperasi Mitra Dhuafa yaitu sebagai berikut:

Debt to Asset Ratio 2011       =          Total Hutang / Total Aktiva
=          33.403.092.067 / 70.050.775.362  
=          0,4768

Debt to Asset Ratio 2012       =          Total Hutang / Total Aktiva                           
=          84.642.389.802 / 135.777.626.591  
=          0,6234

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur dengan menunjukkan persentase aktiva Koperasi yang didukung oleh pendanaan utang. Jadi, pada tahun 2011, 47% dari aktiva Koperasi Mitra Dhuafa adalah didanai oleh utang (dari berbagai jenis). Sehingga, sisanya 53% pendanaan berasal dari ekuitas Koperasi Mitra Dhuafa. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 62% dari aktiva Koperasi Mitra Dhuafa yang telah didanai oleh utang (dari berbagai jenis). Dan hanya 38% pendanaan yang berasal dari ekuitas Koperasi Mitra Dhuafa. Dengan demikian, semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah resiko keuangan dan sebaliknya. Dalam hal ini, Koperasi Mitra Dhuafa menggunakan dana dari kreditur yang lebih besar pada tahun 2012 sebesar 62% dibandingkan tahun 2011 yang hanya 47%.

Untuk Analisis Rasio Profitabilitas dan Analisis Rasio Aktivitas tidak dibahas kali ini karena kali ini hanya menggunakan data dari Laporan Keuangan Neraca bukan keseluruhan Laporan Keuangan. Untuk itu, hanya digunakan Analisis Rasio Likuiditas dan Analisis Rasio Leverage.

2.    Analisis Perbandingan
Analisis Perbandingan adalah analisis laporan keuangan yang ber-tujuan untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan dengan cara membandingkan laporan keuangan antara dua periode atau lebih.
Analisis perbandingan dapat dibedakan menjadi 2 jenis:
1)      Analisis Perubahan (naik turun)
Untuk melihat perubahan posisi keuangan dalam dua atau tiga periode laporan keuangan.
2)      Analisis Kecenderungan (Trend)
Untuk melihat kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan keuangan. Biasanya menggunakan angka indeks.
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat pembanding lainnya dengan tujuan untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.
Ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal.
a.       Analisa Horizontal
Analisa yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisa dinamis.

b.      Analisa Vertical
Apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisa statis.
Untuk menganalisa Laporan Keuangan Neraca Koperasi Mitra Dhuafa kali ini akan digunakan metode Analisa Horizontal karena dalam laporan kali ini terdapat laporan selama 2 tahun berturut-turut yaitu tahun 2011 hingga tahun 2012 sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan dari tahun sebelumnya ke tahun berikutnya.
Dari laporan keuangan Neraca Koperasi Mitra Dhuafa tahun 2012 yang dibandingkan dengan tahun 2011, maka didapat analisis sebagai berikut:
a.       Pada bagian Current Asset terlihat jelas bahwa Koperasi Mitra Dhuafa mengalami kenaikan total Current Asset. Namun jika dirinci, ada beberapa Current Asset yang mengalami kenaikan, namun juga ada beberapa Current Asset yang mengalami penurunan. Current Asset yang mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu Kas&Setara Kas sebesar Rp 30.908.892.480, Portofolio Pinjaman sebesar Rp 31.568.876.233, dan Uang Muka sebesar Rp 99.491.266. Sedangkan Current Asset yang mengalami penurunan yaitu Pinjaman Lain-lain sebesar Rp 130.376.276.

b.      Untuk Aset Tidak Lancar atau Aset Tetap turut mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2011, yaitu sebesar Rp 2.904.967.526. Juga untuk Aset Lain-lain yang mengalami kenaikan sebesar Rp 375.000.000 dari tahun sebelumnya. Sehingga secara keseluruhan total asset Koperasi Mitra Dhuafa mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu Rp 65.726.851.229.

c.       Selain asset, kewajiban yang dimiliki Koperasi Mitra Dhuafa juga mengalami kenaikan. Untuk kewajiban lancar mengalami kenaikan Rp 15.553.444.331. Sedangkan untuk kewajiban jangka panjang turut mengalami kenaikan sebesar Rp 35.685.853.404. Dan modal Koperasi Mitra Dhuafa pun turut serta mengalami kenaikan sebesar Rp 14.487.553.494. Hal ini berarti menyebabkan adanya kenaikan Modal Kerja (Modal Kerja = Aktiva Lancar - Hutang Lancar) yang kemungkinan di sebabkan oleh:

-          Diperolehnya keuntungan atau laba
-          Perubahan aktiva tetap menjadi aktiva lancar melalui proses penjualan ataupun penyusutan
-          Diperolehnya hutang jangka panjang atau liabilitas jangka panjang
-          Dengan adanya perubahan hutang lancar menunjukkan adanya perbaikan posisi keuangan jangka pendek.

KESIMPULAN
Dalam analisis likuiditas perusahaan diperoleh rasio lancar mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 3,744 menjadi sebesar 3,511 di tahun 2012 ini. Pada umumnya rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2 maka kesimpulannya rasio lancar Koperasi Mitra Dhuafa termasuk besar. Dan dapat dikatakan bahwa Koperasi Mitra Dhuafa telah menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar. Hal ini tentunya kurang baik karena aktiva lancar yang berlebih akan berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan dari analisis Rasio Leverage, apabila tingkat Rasio Leverage tinggi, maka menunjukkan dana yang disediakan oleh kreditur juga tinggi. Koperasi Mitra Dhuafa memiliki rasio Leverage sebesar 0,4768 atau sebesar 47% pada tahun 2011 dan mengalami peningkatan sebesar 0,6234 atau 62% pada tahun 2012. Hal tersebut berarti Koperasi menggunakan dana dari kreditur atau bank lebih banyak pada tahun 2012.  Maka dapat disimpulkan bahwa pengunaan financial leverage Koperasi Mitra Dhuafa cukup besar yang berarti koperasi kurang mandiri dengan modal sendiri yang dimilikinya. Dengan begitu untuk resiko jangka panjangnya pun cukup mengkhawatirkan meskipun koperasi dapat terus berjalan namun dana oleh kreditur cukup besar.

Sumber:
Latifah, N. (2009). Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Analisa. Fokus Ekonomi Vol-4 No-2, 46-59.


1 komentar:

  1. Kenapa itu kebalik rasio lancarnya antara 2011 dan 2012, analisisnya juga jadi salah

    BalasHapus