Nama : Ismi
Herdyanti
NPM :
29213986
Kelas : 4EB10
MATA KULIAH : AKUNTANSI INTERNASIONAL
MATA KULIAH : AKUNTANSI INTERNASIONAL
TUGAS TAMBAHAN 2 SOFTSKILL
PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN MANAJERIAL
Persaingan global yang terjadi seiring dengan
kemajuan dalam teknologi terus menerus secara signifikan mengubah ruang lingkup
usaha dan ketentuan pelaporan internal. Pengurangan dalam hambatan perdagangan
nasional secara terus menerus, mata uang yang mengambang, risiko kedaulatan,
pembatasan terhadap pengiriman dana lintas batas nasional, perbedaan dalam
sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga dan pengaruh harga
komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba dan biaya modal
perusahaan merupakan variabel yang memperumit keputusan manajemen. Pada saat
yang bersamaan, perkembangan seperti internet, konferensi video, dan transfer
elektronik mengubah ekonomi produksi, distribusi, dan pendanaan.
Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi
mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi
manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi,
pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta koordinasi operasi
global melalui usaha patungan (joint ventures) dan kaitan strategik lainnya.
Hal tersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional untuk tidak hanya
menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga
menggunakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.
I.
PEMODELAN BISNIS
Survey
terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen mengahabiskan lebih banyak waktu
dalam masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi,
pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaaan. Hal
ini mencakup empat dimensi utama.
1.
Mengidentifikasi
faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2.
Merumuskan
teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis
kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan
tersebut.
3.
Mengembangkan
sumber-sumber data untuk mendukung pilihan-pilihan strategis.
4.
Mentranslasikan
pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifikasi.
II.
MATERI PERENCANAAN
Dalam
mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian
terhadap lingkungan eksternal dan internal akan membantu perusahaan mengenali
tantangan dan kesempatan yang ada. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis
untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat
keuntungan perusahaan. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP.
Analisis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan
lingkungan operasi perusahaan.
Alat
keputusan ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi dimana seluruhnya
bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal
suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk
memperoleh data.
III.
PENGANGGARAN MODAL
Keputusan
untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting
dalam strategi global sebuah perusahaan mutinasional. Investasi asing langsung
umumnya melibatkan sejumlah besar modaldan prospek yang tidak pasti. Risiko
investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah.
Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu
kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang
diusulkan.
Dalam
lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu.
Perbedaan dalam hukum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko
nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam
pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur
kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan untuk
melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada
bertambah buruk.
IV.
PENGUKURAN HASIL TERDUGA
Pengukuran
hasil terduga berhubungan pada arus kas dari sebuah investasi luar negeri.
Metode untuk memperkirakan arus kas yang akan diproyeksikan juga berhubungan
dengan fasilitas dari Rusia, sama dengan semua yang mereka gunakan untuk
perusahaan domestik. Adapun pengertian dari penerimaan terduga itu adalah
berdasarkan proyeksi penjualan dan pengalaman terantisipasi. Biaya usaha (dimasukkan
ke dalam ekuivalen kas mereka) dan pajak lokal serupa dengan ramalan.
Kompleksitas tambahan harus diperhitungkan, dengan meliputi :
1. Arus kas
proyek verses arus kas perusahaan induk
2. Arus kas
perusahaan induk meningkat keuangan
3. Tunjangan
keuangan
4. Risiko
politis
V.
BIAYA MODAL MULTINASIONAL
Jika
investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto,
maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal
secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya,
dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya
sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle
rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan
perusahaan sebagai berikut.
Tidaklah
mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal
ekuitas dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer
menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat
pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan :
Di = ekspektasi
dividen per lembar saham pada akhir periode.
Po = harga pasar
kini saham pada awal periode
g = ekspektasi
tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas,
Ke = Di/Po + g.
Meskipun
modal untuk mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana saham-saham
perusahaan multinasional tercatat, seringkali cukup sukar untuk mengukur Di dan
g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen tergantung
pada arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan. Pengukur arus kas ini
diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor lingkungan. Terlebih lagi pengukuran
tingkat pertumbuhan dividen suatu fungsi ekspektasi arus kas masa depan
diperumit oleh kontrol valuta asing dan restriksi pemerntah lainnya dalam
transfer dana lintas batas.
VI.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Isu yang
Berkaitan dengan Sistem
Jarak
merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan geografis,
komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antar
manajer operasi lokal dengan manajemen kantor pusat. Tiga strategi teknologi
informasi global, yang masing-masing berhubungan dengan jenis organisasi
multinasional tertentu. Keberhasilan yang dicapai tergantung pada kesesuaian
rancangan system dengan strategi perusahaan:
1.
penyebaran
rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan oleh organisasi yang lebih
kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas dan system informasi
domestik mendominasi kebutuhan
2.
penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak perusahaan lokal diberi kendali
yang signifikan atas pengembangan strategi teknologi infomasi dan system
terkait mereka sendiri.
3.
Penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi teknologi informasi
global lokal dijalankan oleh perusahaan global dengan aliansi strategi di
seluruh dunia. System informasi dirancang untuk mencerminkan kebutuhan
perusahaan yang disesuaikan dengan keadaan lokal.
Masalah
Informasi
Akuntan
manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai
dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa
berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan
manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan,
tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat
penyusutan dan penyampaian tepat waktu.
Disini
faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilakn
secara translasi. Laporan dari operasi luar negeri perusaaan multinasioanal AS
umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen doalr agar para manajer kantor
pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.
Isu-isu dalam Pengendalian Keuangan
Pengendalian
keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya karena
memungkinkan para manajer keuangan untuk :
1.
Mengimplementasikan
strategi keuanagn global sebuah MNE
2.
Mengevaluasi
sejauh mana strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
3.
Memberikan
motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan
perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
System
penegndalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara
yang paling efektif dan paling efisien. Sebaliknya system pengendalian keuangan
merupakan system pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian
melalui :
a)
Komunikasi
tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi
b)
Memperinci
kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja
c)
Mengawasi
kinerja
d)
Mengkomunikasikan
penyimpanan antara kinerja aktual dan neraca kepada pihak-pihak yang
bertanggung jawab.
VII.
MANAJEMEN INFORMASI DAN HIPERINFLASI
Dalam
lingkungan inflasi yang tinggi, laporan keuangan yang disusun berdasarkan FAS
52 cenderung menimbulkan destorsi realitas melalui:
1.
Menilai lebih
atau menilai kurang pendapatan dan beban
2.
Melaporkan keuntungan
atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk diinterprestasikan
3.
Mendistorsikan perbandingan
kinerja antar waktu
VIII.
MASALAH PENGENDALIAN KEUANGAN
Pertimbangan
atas identifikasi pengendalian sosial penting karena memungkinkan para manajer
keuangan untuk:
1.
Mengimplementasikan
strategi keuangan global sebuah MNE
2.
Mengevaluasi sejauh
mana strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan
3.
Memberikan motivasi
kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan
seefektif dan seefisien mungkin
Sistem pengendalian keuangan merupakan
sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian
melalui :
a.
Komunikasi
tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi
b.
Memperinci
kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja
c.
Mengawasi
kinerja
d.
Mengkomunikasikan
penyimpanan antara kinerja aktual dan neraca kepada pihak-pihak yang
bertanggung jawab.
IX.
PENETAPAN BIAYA STRATEGIS
Dalam
mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia
menggunakan standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa
besar biaya produksi dari sebuah produk sebagai dasar harga penjualan yang
masuk akal. Perbedaan hasil antara biaya standar dan sebebarnya diuji sebagai
sebuah dasar untuk bahan penilaian dalam proses produksi atau pendapatan.
Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga. Biaya yang
diperbolehkan adalah berdasarkan pada penjumlahan target margin keuntungan yang
mencerminkan rencana strategis perusahaan dan proyeksi keuangan dari target
harga jual yang diyakini akan diterima oleh pasar.
Adapun
pasar dengan sistem ini, dikenal dengan pembiayaan kaizen, secara signifikan
mengurangi kepercayaan terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem
pembiayaan standar mencoba untuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran
dan biaya sebenarnya. Sedangkan pembiayaan kaizen menekankan untuk melakukan
apa yang penting untuk meraih tingkat performa yang diharapkan dalam kondisi
pasar yang kompetitif. Adapun perbedaan-perbedaan utama lainnya antara konsep
pembiayaan kaizen dengan standar, yaitu:
a.
Konsep Biaya Standar
1.
Pengendalian
biaya.
2.
Berdasarkan pada
kondisi yang ada.
3.
Sasaran :
seragam dengan performa standar.
4.
Ketentuan
standar ditetapkan tiap tahun.
b.
Analisis varian
berdasarkan atas aktual versus standar.
c.
Menginvestigasi
ketika standar tidak tercapai.
b.
Konsep Biaya
Kaizen
1.
Pengurangan
biaya.
2.
Berdasarkan pada
peningkatan produksi yang berhubungan.
3.
Sasaran :
mencapai target pengurangan biaya.
4.
Pengurangan
biaya ditetapkan perbulan.
5.
Menginvestigasi
ketika target biaya tidak tercapai.
6.
Analisis varian
berdasarkan pada pengurangan biaya tetap.
X.
EVALUASI PERFORMA USAHA LUAR NEGERI
Penilaian
performa adalah inti dari sebuah sistem pengendalian afektif. Sistem evaluasi
performa tepat guna mengizinkan dewan manajemen untuk :
1.
Memastikan
perilaku manajerial konsisten dengan strategi prioritas.
2.
Menilai
profitabilitas dari usaha yang ada.
3.
Wilayah yang
tidak bekerja sesuai rencana.
4.
Mengalokasikan
sumber-sumber bagi perusahaan secara produktif.
5.
Mengevaluasi
performa manajerial.
Berikut
ini adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna
dalam menilai hasil usaha luar negeri, yaitu :
1.
Cabang
perusahaan luar negeri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen
ketika mereka adalah komponen sistem multinasional.
2.
Kriteria laba
modal perusahaan besar harus didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan
secara spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar
negeri.
3.
Target yang
jelas dapat memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal
cabang perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa.
4.
Performa cabang
perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif ini, alasan
penyimpangan, dan respons manajerial untuk perkembangan yang tak terduga.
5.
Manajer cabaang
perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil diluar kendali di dalam dan luar
negeri.
6.
Manajer cabang
perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuh dalam menyusun
target-target dimana mereka akan dinilai.
7.
Pengukuran
performa ganda, finansial, dan non finansial, harus digunakan dalam menilai
usaha luar negeri.
XI.
STANDAR PERFORMA
Standar
performa dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1.
Menyeragamkan ROI
perusahaan dengan indeks angka risiko yang berkembang di setiap Negara
2.
Perbandingan performa
actual dengan anggaran
DAFTAR PUSTAKA :
Choi,
Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku
1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
https://www.scribd.com/doc/258379714/Akuntansi-Internasional-Perencanaan-Dan-Pengendalian-Manajerial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar